Senin, 23 Juni 2008

Konsep Pembangunan PLTU Batubara Skala Kecil, by Tata Sutardi (www.ccitonline.com)

Konsep Pembangunan PLTU Batubara Skala Kecil : Suatu Kebutuhan dan Tantangan untuk Meningkatkan Kapasitas Bangsa indonesia
By: Tata Sutardi on: Sun 13 of Apr, 2008 (www.ccitonline.com)

Tidak ada cara lain untuk mencegah terjadinya krisis listrik di negara ini selain dengan membangun pembangkit listrik. Salah satu jenis pembangkit yang sangat potensial dan strategis untuk dibangun di Indonesia adalah PLTU Batubara. Diperkirakan Indonesia memiliki cadangan batubara sebesar 50 milyar ton (thn 2002), dan yang telah terbukti dari cadangan tersebut adalah sebesar 5 milyar ton, dengan laju produksi per tahun sekitar 100 juta ton (tahun 2002).

Ini berarti dari yang sudah terbukti, batubara di Indonesia masih bisa dinikmati sampai sekitar 50 tahun ke depan (asumsi laju tahun 2002), sehingga dalam perencanaan 50 tahun ke depan sangat baik bagi bangsa ini untuk mengandalkan batubara sebagai tulang punggung energi listrik nasional. Hal inilah yang membuat RUKN merencanakan pada tahun 2010 batubara akan dapat memasok sekitar 51% dari seluruh kapasitas pembangkit listrik nasional.

Pendahuluan

Kebutuhan energi listrik bagi umat manusia cenderung bertambah seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Hal ini berarti bahwa jumlah pembangkit listrik yang ada saat ini akan menjadi kurang pada masa yang akan datang, jika tidak diimbangi dengan pembangunan pembangkit listrik yang baru. Dalam Rancangan Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) tahun 2003 – 2020, diperkirakan bahwa pada tahun 2007, 2010, dan 2013 Indonesia akan mengalami kekurangan kapasitas pembangkit nasional masing-masing adalah sekitar 19% (7 GW), 31% (14 GW), dan 44% (24 GW) dari kebutuhan kapasitas pembangkit.

Hal ini berarti, jika tidak dilakukan perimbangan pembangunan pembangkit listrik, maka pada mulai tahun 2007 akan terjadi krisis kelistrikan yang dapat terus terakumulasi di Indonesia. Tidak ada cara lain untuk mencegah terjadinya krisis listrik di negara ini selain dengan membangun pembangkit listrik. Salah satu jenis pembangkit yang sangat potensial dan strategis untuk dibangun di Indonesia adalah PLTU Batubara.

Diperkirakan Indonesia memiliki cadangan batubara sebesar 50 milyar ton (thn 2002), dan yang telah terbukti dari cadangan tersebut adalah sebesar 5 milyar ton, dengan laju produksi per tahun sekitar 100 juta ton (tahun 2002). Ini berarti dari yang sudah terbukti, batubara di Indonesia masih bisa dinikmati sampai sekitar 50 tahun ke depan (asumsi laju tahun 2002), sehingga dalam perencanaan 50 tahun ke depan sangat baik bagi bangsa ini untuk mengandalkan batubara sebagai tulang punggung energi listrik nasional. Hal inilah yang membuat RUKN merencanakan pada tahun 2010 batubara akan dapat memasok sekitar 51% dari seluruh kapasitas pembangkit listrik nasional. Meskipun dari sisi sumber daya batubara Indonesia memiliki cadangan yang cukup besar, namun tetap bangsa kita masih memiliki kendala dalam pembangunannya.

Kendala tersebut di antaranya adalah dari sistem teknologi dan komponen PLTU yang sampai saat ini masih mengandalkan dari luar negeri. Namun pada tahun 2004 lalu pemerintah memutuskan untuk memecahkan kendala yang ada tersebut dengan mencanangkan program pembuatan PLTU skala kecil sebesar 7 MW, yang harus didominasi oleh muatan lokal. Dasar Pemerintah dalam memutuskan hal tersebut sangatlah jelas jika dilihat dari dua hal, yang pertama yaitu adanya permasalahan energi kelistrikan yang harus dipecahkan dan yang kedua adalah penerapan teknologi pembangunan pembangkit yang pengalamannya dimiliki oleh institusi pemerintah (BPPT dalam hal ini) unutk perancangan PLTU skala kecil yang pernah di bangun di Indonesia.

Diharapkan dengan mulai dipecahkannya permasalahan kelistrikan ini, maka permasalahan kesejahteraan rakyat yang sangat erat kaitannya dengan kebutuhan listrik dapat dipecahkan juga, dan kemandirian dalam teknologi pembangkitannya dapat juga dikuasai.

Membangun

Kemandirian untuk Kebutuhan Listrik Nasional BPPT adalah salah satu institusi pemerintah yang berkemampuan (karena pernah berpengalaman) dalam membuat sebuah paket Engineering desain PLTU skala kecil, mulai dari studi kelayakan, desain detil, analisis ekonomi, sampai pada melakukan kegiatan supervisi pembangunan dan fabrikasi. Tetapi dalam pembuatan PLTU tidak hanya bagian itu saja yang dikerjakan, ada bagian lain dalam proses pembangunan PLTU ini yang diharapkan kemampuannya dimiliki oleh pihak lain seperti industri nasional. Bagian lain tersebut yang harus dimiliki oleh industri nasional adalah bagian desain komponen, procurement, manufacture, dan pelaksanaan konstruksi.

Sehingga dalam peta tahapan kegiatan pembangunan PLTU skala kecil, yang menggambarkan tahapan pembangunan dan kompetensi institusi nasional dalam tahapan tersebut akan dapat pola kerja sama yang akan dilakukan dalam rangka saling mengisi dan bekerja sama anatara institusi nasional. Jadi dapat dilihat bahwa untuk membangun PLTU skala kecil di Indonesia, diperlukan kerja sama antara beberapa institusi yang memiliki kompetensi yang spesifik.

Tantangan

Selain permasalah di atas, untuk memulai membangun PLTU di Indonesia masih terdapat beberapa tantangan yang cukup besar. Beberapa tantangan yang ada di antaranya adalah :

1. Kurangnya keberpihakan / kepercayaan dari pemilik modal terhadap produk nasional, dikarenakan belum terintegrasinya pengalaman yang ada 2. Industri nasional masih bergantung pada desain dasar dan manufaktur komponen saja 3. Adanya serbuan dari produk asing, terutama China yang sangat sulit ditandingi dari sisi persaingan harga 4. Besarnya bea masuk bagi bahan dasar/mentah

Jika dilihat dari tantangan yang ada, maka dapat dilihat perlunya peran pemerintah dan pengusaha nasional untuk dapat memecahkan tantangan tersebut. Bagaimana pemerintah berperan dalam melindungi produk nasional sehingga perlindungan tersebut dapat memotivasi para pengusaha untuk berproduksi dan hasil produksinya dapat terintegrasi membentuk sebuah sistem PLTU nasional. Rencana aksi yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah untuk merealisasikan pembangunan PLTU skala kecil adalah :

1. Memberikan peran yang lebih besar kepada :

• Perancang sistem pembangkit (dalam hal ini BPPT), untuk membuktikan dan merealisasikan pengalaman yang dimiliki, dengan membangun sebuah unit pembangkit yang dirancang sepenuhnya oleh BPPT dan disupervisi oleh pihak konsultan yang reputable, dengan dibantu oleh Pemerintah

• Perancang dan pembuat komponen (dalam hal ini industri nasional), untuk menjadi spesialis (unggul) pada masing-masing produknya, untuk kemudian nantinya dapat diintegrasikan dalam suatu sistem PLTU 2. Membentuk konsorsium antara BPPT dan industri manufaktur, dengan tujuan untuk mensinergikan kemampuan dalam pembangunan PLTU

Dengan disatukannya kekuatan nasional maka diharapkan akan terbangun PLTU hasil karya lokal Indonesia, atau setidaknya memiliki muatan lokal yang dominan. Selain itu juga dapat menimbulkan manfaat yang berantai terhadap perkembangan engineering dan produksi di Indonesia.

Manfaat

Dengan dijadikannya BPPT sebagai pelaku dalam proses engineering dan digunakannya produksi lokal dalam pembangunan PLTU, maka akan didapat manfaat di antaranya adalah :

1. Adanya dampak positif terhadap industri nasional dalam mengoptimalisasi pembuatan komponen lokal

2. Dana engineering dalam pembangunan akan masuk menjadi milik nasional

3. Memudahkan bagi Pemerintah ataupun investor untuk dapat melakukan pengembangan terhadap produk sejenis yang ingin dilakukan

Sedangkan dampak nasional lain yang dapat dirasakan manfaatnya dengan pembangunan PLTU batubara, terutama batubara kualitas rendah yang banyak di Indonesia adalah:

1. Untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional

2. Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, yang saat ini juga menjadi permasalahan nasional

3. Terciptanya pembangkitan listrik yang terdistribusi menurut kebutuhan daerah tersebut

4. Termanfaatkannya sumbr enrgi batubara kualitas rendah, yang sebelumnya tidak memiliki nilai ekonomis

5. Berkembangnya industri lokal daerah yang tentunya akan berefek pada perkembangan industri nasional. Khususnya bagi industri komponen PLTU di Indonesia, perkembangan ini akan memberi angin segar dalam rangka menciptakan kemandirian nasioanal di bidang pembangkitan energi listrik

6. Berkembangnya perekonomian daerah yang didorong dengan tersedianya energi kelistrikan. Dengan tersedianya energi listrik, maka akan mendorong cepatnya sistem informasi dan komunikasi berkembang yang tentunya akan berdampak positif pada perekonomian daerah.

Penutup

Sekali lagi, bukanlah hal yang mudah untuk mengintegrasikan keinginan di atas. Perlu kesungguhan, kerja sama dan kerja keras bersama agar semua hal di atas dapat diwujudkan. Pemerintah harus melaksanakan perannya secara baik, bagian perancangan juga dapat secara cermat dapat melakukan hasil rancangan yang terbaik, serta dari pihak industri nasional juga bisa menciptakan produk unggulannya secara baik dan tepat. Jika diawali dengan kerangka yang baik tersebut, maka bukanlah tidak mungkin hal yang diharapkan dapat terwujud.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

VAZBET | Agen Bola Terpercaya | SBOBET MAXBET IBCBET
AYO DATANG KE WEBSITE KAMI DAN DAFTAR AKUN SBOBET NYA!!!
#JUDIBOLA #AGENBOLA #AGENPOKERTERPERCAYA #AGENPOKER #VAZBET #TEMBAKIKAN #TEMBAK #IKAN #JOKER388 #JOKER #388 #SABUNGAYAM #CASINO